Loading...

Prodi SPI UIN Raden Mas Said Surakarta Gelar Seminar Manuskrip Mataram Islam Bersama Center of Mataram Studies

Diterbitkan pada
25 Oktober 2024 09:50 WIB

Baca

Surakarta – Dalam rangka mendukung visi internasionalisasi, Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI), Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta bekerja sama dengan Center of Mataram Studies menyelenggarakan Seminar Nasional Manuskrip Mataram Islam pada Kamis, 24 Oktober 2024, di Hotel Novotel Surakarta. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Prodi SPI dalam memperluas jejaring akademik global serta memperkuat pelestarian warisan intelektual Islam Nusantara, khususnya dari masa Kesultanan Mataram Islam.

Seminar ini menghadirkan akademisi, peneliti, pegiat manuskrip, dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seperti UIN Raden Mas Said Surakarta, Universitas Sebelas Maret (UNS), Univet Bantara Sukoharjo, serta tokoh budaya dari Pura Mangkunegaran dan Takmir Masjid Agung Surakarta. Diskusi-diskusi ilmiah dalam forum ini membahas upaya pelestarian, digitalisasi, serta pentingnya mempopulerkan kembali nilai-nilai intelektual yang terkandung dalam manuskrip-manuskrip peninggalan Mataram Islam kepada masyarakat luas.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama, Prof., Moh. Isom Yusqi, menyampaikan keprihatinannya terhadap keberadaan manuskrip keagamaan yang tersebar di berbagai daerah, termasuk tradisi lisan, arsitektur Islam, dan masjid. Ia menginisiasi sistem Sistem Informasi Jaga Warisan Bangsa (SI-JAWARBA) sebagai langkah strategis untuk mengintegrasikan sekitar 5.500 manuskrip ke dalam platform digital nasional, guna mendukung konservasi dan akses akademik secara luas.

Dekan Fakultas Adab dan Bahasa, Prof. Dr. Imam Ma’ruf, S.Ag., M.Pd., turut memberikan apresiasi atas sinergi akademik yang terbangun dalam kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa digitalisasi manuskrip bukan sekadar pelestarian fisik, tetapi juga revitalisasi nilai-nilai keislaman dan kebudayaan lokal dalam konteks global. “Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin menjadikan Prodi SPI sebagai pusat kajian sejarah Islam Nusantara yang berdaya saing internasional, tanpa kehilangan akar tradisi lokalnya,” ujar Prof. Imam.

Koordinator Prodi SPI, Moh. Ashif Fuadi, M.Hum., menegaskan bahwa seminar ini menjadi langkah konkret Prodi SPI dalam menempatkan kajian sejarah Islam Nusantara pada ranah internasional. Ia menyebutkan, digitalisasi manuskrip tidak hanya penting untuk pelestarian, tetapi juga menjadi pintu masuk untuk membangun diplomasi budaya berbasis warisan intelektual Islam. “Manuskrip Mataram adalah saksi sejarah kejayaan Islam di Jawa. Dengan pendekatan digital, kita tidak hanya menyelamatkan fisiknya, tetapi juga membuka ruang interpretasi baru yang dapat memperkaya studi sejarah global,” ungkapnya. (Harun Yahya)